Makalah: STRATEGI DAKWAH DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA TERHADAP KELUARGA SERTA MASYARAKAT
STRATEGI
DAKWAH DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA TERHADAP KELUARGA SERTA MASYARAKAT
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat sebagai informasi bagi para pembaca agar dengan mudah dapat memahami
pelajaran tentang masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar makalah ini dapat tersusun sempurna.
Akhirnya,
hanya kepada Allah swt kami berserah diri, karena tiada satu pun yang terjadi
kecuali atas kehendak-Nya, semoga Allah swt memberi jalan yang lurus, AMIN.
Penulis
(.......................................)
(.......................................)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
A. Kewajiban Berdakwah
a. Strategi Dakwah
1. Hadis Tentang Strategi Dakwah
B. Tanggung Jawab Manusia Terhadap
Keluarga dan Masyarakat
a. Kewajiban Terhadap Diri dan
Keluarga
1. Q.S. At-Tahrim: 6
2. Q.S. Taha: 132
b. Tanggung Jawab dalam masyarakat
1. Q.S. Al-An’am: 70
2. Q.S. An-Nisaa’: 36
3. Q.S. Hud: 117-119
4. Hadis Tentang Tanggung Jawab Manusia
STRATEGI
DAKWAH DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA TERHADAP KELUARGA SERTA MASYARAKAT
A. KEWAJIBAN BERDAKWAH
a.
Strategi Dakwah
1. Hadis tentang strategi dakwah
Artinya:
Dari Abi Burdah berkata: ”Nabi saw mengutus
kakekku Abu Musa dan Mu’az ke yaman, lalu beliau barkata: ‘Hendaklah kamu
berdua bersikap memberikan kemudahan jangan mempersulit dan hendaklah kamu
jadikan (mereka) gembira, jangan engkau takut-takuti dan hendaklah kamu berdua
saling terbuka dan saling bersuka hati.’ “(H.R.Bukhari dan Muslim)
Hadis
di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw mengutus Abu Musa dan Mu’az agar pergi ke yaman. Dan Rasulullah memberi nasehat
kepada mereka. Nasehatnya berisi tentang strategi dakwah untuk menghadapi orang yang belum dikenal. Strateginya
yaitu :
1.
Bersikap lemah lembut kepada orang yang belum dikenal.
Manfaatnya adalah agar mereka dapat saling berinteraksi dengan nyaman dan
terhindar dari rasa dengki serta salah faham.
2.
Dapat memberikan kemudahaan untuk kepentingan
masyarakat. Maksudnya adalah apabila ada
masyarakat yang mengalami kesulitan dapat dipermudah dengan memberikannya
bantuan.
3.
Memberikan kabar yang menggembirakan. Maksudnya adalah
dalam berdakwah tidak menyampaikan hal yang bersifat menakut-nakuti.
B. TANGGUNG JAWAB
MANUSIA TERHADAP KELUARGA DAN MASYARAKAT
a. Kewajiban Terhadap
Diri Dan Keluarga
1. Q.S. At-Tahrim: 6
Artinya:
“Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperitahkan,”(Q.S.At-Tahrim: 6)
Ayat di atas menjelaskan bahwa
setiap orang mukmin harus menciptakan keluarga yang sejahtera dan diridhai
Allah SWT. Hal ini harus didasari oleh kesadaran dan penanaman nilai-nilai agama
islam dari setiap individu, setelah itu barulah hal tersebut ditanamkan kepada
keluarga mereka. Sebelum kita membangun masyarakat yang aman dan damai maka
kita harus membangun keluarga yang sejahtera terlebih dahulu karena keluarga
merupakan cerminan dalam masyarakat.
Seorang pemimpin
keluarga harus mampu membina keluarganya untuk menjalankan
perintah Allah Swt. Jika seorang kepala keluarga tidak mampu membina
keluarganya maka dia akan dijerumuskan kedalam api neraka yang dijaga oleh
malaikat-malaikat yang kasar dan keras wataknya yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu. Maka dari itu, binalah keluargamu dan jagalah keluargamu, agar
kamu dan keluargamu tidak tergolong kepada orang-orang yang dilaknat oleh Allah
Swt.
2. Q.S. Taha: 132
Artinya:
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta
rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(Q.S. Taha: 132)
Dalam
surah Taha ayat 132, Allah Swt memerintahkan kepada setiap kepala keluarga agar
mereka memerintahkan keluarga mereka untuk mendirikan shalat, sebab shalat
merupakan bukti keimanan seseorang kepada Allah Swt. Maka dari itu jangan
pernah tinggalkan shalat karena shalat adalah tiang agama dan amal yang pertama sekali dipertanggung jawabkan
di akhirat kelak adalah pelaksanaan salat.
c. Tanggung Jawab Dalam Masyarakat.
1. Q.S.Al-An’am: 70
Artinya:
“Dan
tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan
senda gurau dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur’an agar setiap orang
tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada
baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan)
selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun,
niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), disebabkan perbuatan mereka
sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih
disebabkan kekafiran mereka dahulu.”(Q.S.Al-An’am: 70)
Dalam surah Al-An’am, Allah swt memerintahkan Nabi saw dan kaum muslimin
agar menjauhi orang-orang yang mempermainkan agama serta tidak terlibat
pergaulan orang-orang yang memperdayakan agama yaitu orang yang menjadikan
agama sebagai senda gurau dan main-main.
Selain itu Allah swt juga memerintahkan kepada kita untuk memperingatkan mereka
dengan ayat-ayat Al-Qur’an agar mereka
tidak terjerumus ke dalam api neraka.
2. Q.S.An-Nisaa’: 36
Artinya:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orangtua,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh[1], teman sejawat, ibnu sabil[2] dan hamba
sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.”(Q.S.An-Nisaa’:36)
[1] Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan
dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang Muslim dan yang
bukan Muslim.
[2] Ibnus sabil
ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal.
Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu bapaknya.
Dalam surah An-Nisaa’ ayat 36, kita diperintahkan untuk menyembah Allah
swt, larangan mempersekutukannya. Allah swt
juga memrintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya.
Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa bentuk tanggung jawab manusia
terdiri dari 2, yaitu:
Ø
Secara vertikal yaitu bentuk tangung jawab manusia
terhadap ALLah swt, seperti kewajiban beribadah kepada Allah swt.
Ø Secara horizontal
yaitu bentuk tanggung jawab kita terhadap sesama manusia, seperti berbuat baik
terhadap kedua orangtua, menjauhi sifat sombong dan membanggakan diri, seperti
yang terdapat dalam kandungan surah An-Nisa’.
3.
Q.S. Hud: 117-119
Artnya:
(117) Dan
Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri
secara zalim, selama
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.
(118)
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,
tetapi mereka Senantiasa berselisih (pendapat),
(119) kecuali orang yang diberi rahmat oleh
Tuhanmu. Dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat (keputusan) Tuhanmu
telah ditetapkan: “Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia
(yang durhaka) semuanya.”
(Q.S. Hud: 117-119)
Pada ayat 117, Allah swt menjelaskan
bahwa Allah tidak akan membinasakan suatu negeri, jika penduduk negara itu
masih suka berbuat kebaikan. Tidak berbuat kezaliman serta perbuatan mungkar.
Pada ayat 118, Allah swt menjadikan manusia
berbeda-beda dan saling berselisih agar manusia mempunyai usaha berbuat dengan
ikhtiar tanpa ada paksaan serta menjadikan kemampuan dan pengetahuan
berbeda-beda. Jika Allah berkehendak, dapat saja manusia dijadikan satu agama
sesuai fitrahnya.
Pada ayat 119, Allah swt menjelaskan
bahwa hanya orang-orang yang tidak pernah berselisih yang bersatu menegakkan aturan dan ketentuan Allah swt akan
menjadi penghuni surga, yaitu orang-orang yang diberi rahmat, taufik dan
hidayah-Nya . Sedangkan orang yang tidak putus-putus berselisih, maka mereka termasuk ke dalam golongan orang-orang celaka yang menjadi
penghuni surga. Karenanya setiap orang wajib saling mengingatkan agar dapat
kembali ke fitrah-Nya. Yaitu hamba dan makhluk Allah yang mempunyai kewajiban
dan hak yang sama.
4. Hadis Tentang Pertanggungjawaban Manusia
Artinya:
Dari
Abdullah bin Umar r.a berkata bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Kamu semua adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang lelaki adalah pemimpin dalam
keluarganya dan dia akan dimintai pertanggung jawaban dari kepemimpinannya.
Seorang perempuan adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan akan dimintai
pertanggungjawaban dari kepemimpinannya. Seorang pelayan adalah pemimpin di
dalam memelihara harta majikannya dan akan dimintai pertanggungjawaban dari
pemeliharaannya. ” Abdullah bin Umar pun berkata: “Dan rasanya cukup layak aku
katakan seorang lelaki itu pemimpin dalam memelihara harta ayahnya dan ia akan
dimintai pertanggungjawaban dari harta pemeliharaanya itu.” Kalian semua adalah
pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban dari kepemimpinannya. (H.R.
Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa
Abdullah bin Umar pernah mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa setiap orang
di muka bumi ini adalah pemimpin seperti kepala keluarga terhadap keluarganya,
istri terhadap anak-anaknya, anak terhadap harta pemeliharaannya, dan tanggung
jawab terhadap diri kita sendiri. Dan Rasulullah juga bersabda bahwa setiap pemimpin
akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak tanpa terkecuali.
Makalah: STRATEGI DAKWAH DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA TERHADAP KELUARGA SERTA MASYARAKAT
Reviewed by Unknown
on
1:18:00 AM
Rating:
No comments: